Kamis, 09 Juni 2011

SEPUTAR ORGANISASI


Dalam link ini, saya akan sedikit menjelaskan pada beberapa pertanyaan, yaitu :
1. Menjelaskan sumbangan komunikasi terhadap terciptanya koordinasi dalam suatu organisasi.
2. Menyebutkan  dan memberi penjelasan dengan singkat tahapan proses pengambilan keputusan dalam organisasi.

question #1

SUMBANGAN KOMUNIKASI TERHADAP TERCIPTANYA KOORDINASI  DALAM ORGANISASI :

Komunikasi dalam sebuah organisasi sangat penting. Karena komunikasi berfungsi untuk mengoordinasi setiap orang yang ada di dalam sebuah organisasi. Komunikasi juga digunakan untuk menyampaikan tujuan dari sebuah organisasi, dan menetapkan garis komando baik secara vertikal maupun horizontal. Dengan komunikasi yang terjalin antara atasan dan bawahan, dan bawahan dengan bawahan, maka koordinasi dalam sebuah organisasi akan tercapai dengan baik.
Dalam melakukan komunikasi organisasi, Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam Human Communication menguraikan adanya 3 (tiga) model dalam komunikasi, berikut :
1. Model komunikasi linier (one-way communication), dalam model ini komunikator memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Komunikasinya bersifat monolog.
2. Model komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada tahap ini sudah terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung bersifat dua arah dan ada dialog, di mana setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti pada satu saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang lain bertindak sebagai komunikan.
3. Model komunikasi transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak dapat dikomunikasikan.

dalam ketiga model tersebut intinya adalah sama bahwa setiap makhluk hidup membutuhkan komunikasi yang baik agar tidak terjadinya kesalahpahaman, dalam organisasi adalah bahwa dalam sebuah kesatuan harus memiliki satu suara yang sama, tujuan yang sama untuk tercapai bersama-sama.
jika tidak adanya komunikasi yang baik, akan jadi apa organisasi tersebut ? ketika setiap individu memiliki pemikiran yang berbeda itu adalah wajar namun sekali lagi itu semua harus disatukan demi terwujudnya tujuan bersama .

question #2

TAHAPAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI :

Terdapat 2 (empat) metode dalam pengambilan keputusan dalam suatu organisasi menurut Adler dan Rodman, yaitu :
1. Kewenangan tanpa diskusi
Metode ini sering dilakukan oleh para pemimpin yang terkesan militer. mempunyai beberapa keuntungan jika seorang pemimpin menggunakan metode ini dalam pengambilan keputusan, yaitu cepat, maksudnya seorang pemimpin mempunyai keputusan ketika oraganisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menentukan atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil. Tetapi apabila metode ini sering dipakai oleh pemimpin akan memicu rasa kurang kepercayaan para anggota organisasi tersebut terhadap kebijakan yang telah diambil oleh pemimpin tanpa melibatkan para anggota yang lainnya dalam perumusan pengambilan keputusan.
2. Pendapat ahli
Kemampuan setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan dalam hal politik, pangan, tekhnologi dan lain-lain, dalam sebuah organisasi terdapat seseorang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang dalam proses untuk diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkopeten dalam bidangnya tersebut juga sangart membantu untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.
3. Kewenangan setelah diskusi
Metode ini hampir sama dengan metode yang pertama, tapi perbedaannya terletak pada lebih bijaknya pemimpin yang menggunakan metode ini disbanding metode yang pertama, maksudnya sang pemimpin selalu mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organiasi dalam proses pengambilan keputusan. Terdapat beberap kelemahan didalam metode ini seperti, setiap anggota akan besaing untuk mempengaruhi pemimpin bahwa pendapatnya yang lebih perlu diperhatikan dan dipertimbangkan yang ditakutkan pendapat anggota tersebut hanya memberikan nilai positif untuk dirinya dan merugikan anggota organisasi yang lainnya.
4. Kesepakatan
Sebuah keputusan akan diambil atau disetujui jika didalam proses pengambilan keputusan telah disepakati oleh semua anggota organisasi, secara transparan apa tujuan, keuntungan bagi setiap anggota sehingga semua anggota setuju dengan keputusan tersebut. Negara yang demokratis biasanya akan menggunakan metode ini. Tetapi metode seperti ini tidak dapat berguna didalam keadaan situasi dan kondisi yang mendesak atau darurat.

Pesan-pesan :
Thanks to specially my lecture ms. Widiyarsih for softskill DEADLINE.. “maaf ya bu dosen saya gak pernah ketemu muka langsung sama ibu lantaran setiap 1 bulan sekali saya masuk mata kuliah ini ibu yang gak masuk kelas saya, dan seterusnya begitu. Tapi saya tahu tugas-tugas yang ibu berikan karena memang diberitahukan oleh mahasiswa satu kelas saya yang lain. Semoga tugas yang saya ajukan diterima baik oleh ibu dosen walaupun tidak sempurna. Kurang lebihnya sekali lagi saya ucapkan terima kasih…”
Tri Rachmi Ambarini

ANALISIS JABATAN (pengertian dan seputar yg terkait)


“ANALISA JABATAN

PENGERTIAN :
Merupakan suatu kegiatan untuk mencatat, mempelajari dan menyimpulkan keterangan-keterangan atau fakta-fakta yang berhubungan dengan masing-masing jabatan secara sistematis yaitu :
1. apa yang dilakukan pekerjapada jabatan tersebut.
2. apa wewenang dan tanggung jawabnya.
3. mengapa pekerjaan tersebut harus dilakukan.
4. bagaimana cara melakukannya.
5. alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaannya. besar upah dan lamanya jam bekerja.
6. pendidikan, pengalaman dan latihan yang dibutuhkan.
7. keterampilan, sikap dan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut.


ANALISIS JABATAN MENCAKUP 2 ELEMEN, berikut :

1. uraian jabatan (job description).
uraian jabatan adalah suatu catatan yang sistematis tentang tugas dan tanggung jawab suatu jabatan tertentu yang ditulis berdasarkan fakta-fakta yang ada. Penyusunan uraian jabatan ini adalah sangat penting, terutama untuk menghindarkan terjadinya perbedaan pengertian, untuk menghindari terjadinya pekerjaan rangkap, serta untuk  mengetahui batas-batas tanggung jawab dan wewenang masing-masing jabatan.

Hal-hal yang perlu dicantumkan  dalam Uraian Jabatan pada umumnya meliputi : 
1.  Identifikasi  Jabatan,  yang  berisi  informasi tentang nama jabatan, bagian dan nomor kode jabatan dalam suatu perusahaan.
2.  lkhtisar Jabatan,  yang berisi penjelasan singkat tentang jabatan  tersebut yang juga memberikan suatu definisi singkat yang berguna sebagai tambahan atas informasi pada  identifikasi jabatan, apabila nama jabatan tidak cukup jelas.
 3.  Tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Bagian ini adalah merupakan inti dari Uraian Jahatan dan merupakan bagian yang paling sulit untuk dituliskan secara tepat. Untuk itu, bisa dimulai menyusunnya dengan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang apa dan mengapa suatu pekerjaan dilaksanakan, dan bagaimana cara melaksanakannya.
4.  Pengawasan yang harus dilakukan dan yang diterima. Bagian ini menjelaskan nama-nama jabatan  yang ada diatas dan di bawah jabatan ini, dan tingkat pengawasan yang terlibat.  
5.  Hubungan dengan jabatan lain. Bagian ini menjelaskan hubungan vertikal dan horizontal jabatan ini dengan jabatan-jabatan lainnya dalam hubungannya dengan jalur promosi, aliran serta prosedur kerja.  
6.  Mesin, peralatan dan bahan-bahan yang digunakan.  
7.  Kondisi kerja, yang menjelaskan tentang  kondisi fisik lingkungan  kerja dari suatu jabatan. Misalnya panas, dingin,  berdebu,  ketal, bising dan lain-lain terutama kondisi kerja yang berbahaya.

2. spesifikasi jabatan (job specification) atau persyaratan jabatan (job requirement).
Spesifikasi jabatan adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh orang yang menduduki suatu jabatan, agar ia dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan  kepadanya dengan baik. Spesifikasi  jabatan ini dapat disusun secara bersama-sama dengan Uraian Jabatan, tetapi dapat juga di susun secara 
terpisah.

Beberapa hal yang pada umumnya dimasukkan dalam Spesifikasi Jabatan adalah: 
1. Prasyarat Pengetahuan (Knowledge)
Meliputi pengetahuan yang dibutuhkan untuk tiap-tiap jabatan seperti pengetahuan teknis, profesional, administrasi/manajemen dan sebagainya.
2. Prasyarat Keterampilan (Skill)
Masalah keterampilan (skill) ini sulit untuk diidentifikasikan maupun didefinisikan, keterampilan merupakan bentuk-bentuk perilaku yang penting dalam memberikan identifikasi dan tolok ukur seseorang secara efektif. Ketrampilan dikembangkan dari proses latihan yang teratur, rutin disamping tentunya juga tergantung pada kemampuan mental bawaan dan atribut fisik seseorang.
3. Prasyarat Sikap (Attitude)
Prasyarat ini yang paling sulit untuk diukur. Sikap pada hakekatnya merupakan kecenderungan seseorang untuk bertindak yang sangat tergantung pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Agar tetap bisa berguna, maka spesifikasi jabatan harus selalu diperiksa – terlebih-lebih akan diterapkan dievaluasi dan dikoreksi kembali apakah spesifikasi / prasyarat suatu jabatan masih memadai (up-to-date) mengingat adanya perubahan/perkembangan yang mungkin terjadi.



seputar TATA KERJA, PROSEDUR KERJA dan SISTEM KERJA (pengertian & contoh)


TATA KERJA, PROSEDUR KERJA DAN SISTEM KERJA

PENGERTIAN :
1. TATA KERJA adalah cara melaksanakan suatu pekerjaan dengan benar dan berhasil guna atau bisa mencapai tingkat efisien yang maksimal.
2. PROSEDUR KERJA merupakan tahapan dalam tata kerja yang harus dilalui suatu pekerjaan baik mengenai dari mana asalnya dan menuju kemana, kapan pekerjaan itu harus diselesaikan maupun alat apa yang harus digunakan agar pekerjaan tersebut dapat diselesaikan.
3. SISTEM KERJA susunan antara tata kerja dan prosedur kerja yang menjadi satu sehingga mebentuk suatu pola tertentu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.


CONTOH :
dalam kearsipan mini market adalah sebagai berikut :
1. menklasifikasikan produk-produk barang yang akan dijual.
2. melaksanakan pengkodean barang (coding).
3.mengatur barang pada tempatnya.
4. menentukan masa kadarluarsa pada barang tersebut.
dari contoh tersebut biasanya dibagi lagi tata kerja dan prosedurnya sehingga bisa dilaksanakan dengan baik.
adanya sistem kerja, tata kerja, dan prosedur kerja menjadikan pelaksanaan fungsi menejemen dan kebijaksanaan pemimpin yang lebih terarah, terkoordinir dan terkontrol dengan baik.